BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bab
ini secara khusus membahas beberapa aspek yang berkaitan dengan gizi anak usia prasekolah.
Agar dapat menentukan makanan yang tepat untuk seorang anak, perlu diketahui mengenai
keadaan seorang anak. Seorang anak usia prasekolah sedang mengalami masa tumbuh
kembang yang amat pesat. Pada masa ini, proses perubahan fisik, emosi, dan sosial
anak berlangsung dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari
diri anak sendiri maupun lingkungannya. Tumbuh kembang anak usia prasekolah ini
dapat dipantau melalui pengukuran fisiknya dan melalui pengamatan sikap atau perilaku
anak. Secara Nasional telah ditetapkan standar ukuran fisik maupun perkembangan
emosi dan perilaku seorang anak usia prasekolah yang diperoleh melalui kuesioner
atau instrument lain untuk digambarkan pada suatu kartu seperti Kartu Menuju Sehat
(KMS) sehingga dapat diperoleh gambaran kondisi anak tersebut.
Gizi
yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar
untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan baik dan cukup,
ternyata ada beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi untuk anak
prasekolah. Contoh masalah gizi masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi
atau zat makanan. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat gizi tersebut
yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental. Masalah ini dapat ditanggulangi
secara cepat, jangka pendek, dan jangka panjang serta dapat dicegah oleh masyarakat
sendiri sesuai dengan klasifikasi dampak defisiensi zat gizi antara lain
melalui pengaturan makan yang benar.
Makanan merupakan kebutuhan mendasar
bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya.
Di masyarakat dikenal pola makan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana
seorang anak hidup. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan
anak. Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Seorang anak dapat memiliki kebiasaan
makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan dalam masyarakatnya. Jika
menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan disamping kebutuhan zat
gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh
pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan
sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat penting.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan menu seimbang dan anak pra sekolah ?
2. Apa
tujuan pemberian menu seimbang untuk anak pra sekolah ?
3. Apa
saja masalah makan untuk anak pra sekolah ?
4. Bagaimana
cara untuk mengatasi masalah tersebut ?
5. Bagaimana
cara menyusun menu seimbang untuk anak pra sekolah ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa
mampu mengetahui pengertian menu seimbang dan pengertian anak pra sekolah.
2. Mahasiswa
mampu mengetahui tujuan pemberian menu seimbang untuk anak pra sekolah.
3. Mahasiswa
mampu mengetahui masalah makan untuk anak pra sekolah.
4. Mahasiswa
mampu mengetahui cara untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Mahasiswa
mampu mengetahui cara menyusun menu seimbang untuk anak pra sekolah.
D. Metode
Penulisan
Metode
penulisan makalah ini ditulis secara metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan cara mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan buku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
ac.
Umumnya di Indonesia anak prasekolah mengikuti program Tempat Penitipan Anak
(TPA), Kelompok Bermain (KB) dan program Taman Kanak-kanak (TK). Pada usia ini,
anak perlu asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang cukup, sehingga
orang tua perlu mengetahui menu-menu seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
anaknya. Sedangkan menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan
dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang
guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan
B.
Tujuan pemberian nutrisi yang seimbang pada anak pra
sekolah.
Masa prasekolah merupakan bagian
dari masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak meliputi masa kanak-kanak awal dan masa
kanak-kanak akhir. Masa prasekolah adalah masa peralihan antara masa bayi dan
masa anak sekolah. Anak pada usia ini
dalam menjalani tumbuh kembangnya membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup
protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi
secara seimbang.
Kebutuhan pada anak usia ini
memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg berat badan.
Anak-anak disetiap tahapan usia membutuhkan penanganan
berbeda seiring dengan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh pada setiap tahapan pertumbuhan, karakter
anak berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian
kebutuhan anak disetiap tahapan usia sangat penting guna menghadirkan
pertumbuhan optimal.
Umur 4-6 tahun
Ciri-ciri
anak pada usia ini yaitu :
a.
Pada usia ini anak bersifat konsumen aktif, yaitu mereka
telah dapat memilih makanan yang disukai.
b.
Kepada mereka telah dapat diberikan pendidikan gizi
baik dirumah maupun sekolah.
c.
Kebiasaan yang baik sudah harus ditanamkan.
Berdasarkan
gambaran tersebut, adapun tujuan
pemberian nutrisi pada usia 4-6 tahun
adalah :
a.
untuk membangun tubuh/ memelihara dan memperbaiki
bagian-bagian tubuh yang rusak (zat pembangun; misalnya protein, mineral, dan
air)
b.
untuk memberi tenaga (zat tenaga; misalnya lemak,
karbohidrat, dan protein)
c.
untuk mengatur pekerjaan tubuh (zat pengatur; misalnya
vitamin, air, dan mineral).
C. MASALAH
MAKAN PADA ANAK USIA PRA-SEKOLAH
Anak-anak pra-sekolah sering dianggap sedang memasuki fasejohnny
won’t eat. Anak seusia ini banyak melakukan aktivitas fisik (bermain dan lari-lari kesana- kemari). Sehingga harus lebih banyak mengasup makanan. Sedangkan masalah makan pada anak pada umumnya adalah masalah kesulitan makanan, kesulitan makan anak yaitu kurangnya nafsu makan.Kesulitan makan juga timbul jika alat pencernaan mengalami kelainan maupun bila reflex-refleks yang
berhubungan dengan makan terganggu. Permasalahan pada usia
TK (prasekolah) adalah bahwa pada usia ini seorang anak merupakan golongan konsumen pasif yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri. Mereka juga masih sukar diberikan pengertian tentang
m akan disamping kemampuan menerima berbagi jenis makanan juga masih terbatas.
Dikaitkan dengan kesehatan, maka diusia ini anak amat rentan terhadap berbagai penyakit infeksi terutama apabila kondisinya kurang gizi.
Ada beberapa pendapat mengenai penyebab kesulitan makan anak,
menurut Palmer dan Horn yang dikemukakan Samsuddin
(1985) antara lain adalah :
1.
Kelainan neuro-motorik
Kelainan neuro-motorik berupa retardasi
mental, kelainan otot,
inkoordinasi alat-alat tubuh, kelainan esophagus (saluran menelan) dan lainnya.
2.
Kelainan kongenital
Kelainan ini mencakup kelainan
yang berhubungan dengan alat pencernaan seperti lidah,
saluran pencernaan, menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk makan atau menimbulkan muntah-muntah.
3.
Kelainan gigi-geligi
Kerusakan pada gigi atau ketidaksempurnaan gigi yaitu tanggal, akan menyulitkan anak mengunyah atau mengigit makanan dan anak merasa sakit pada giginya sehingga segan makan.
4.
Penyakit infeksi akut dan menahun
Pada infeksi akut saluran nafas bagian atas,
sering menimbulkan kurang nafsu makan (anoreksia) dan sulit menelan. Infeksi ini mempersukar anak untuk menerima makanan.
5.
Defisiensi nutrien/gizi
Defisiensi golongan yang pokok seperti kalori dan protein menimbulkan gejala anoreksia karena produksi enzim pencernaan dan asam lambung yang kurang dan anak dalam keadaan apatis.
6.
Kelainan psikologik
Disebabkan kekeliruan pengelolaan
orang tua dalam hal mengatur makan anaknya.
D. UPAYA
MENGATASI MASALAH MAKAN PADA ANAK USIA PRA-SEKOLAH
Akibat dari kesulitan makan akan
berpengaruh terhadap gizi seorang anak. Upaya untuk mengatasi kesulitan makan
adalah menghilangkan penyebab kesulitan makan. Secara garis besar dapat
dilakukan upaya dietetik dan upaya psikologik.
1. Upaya
dietetik
Upaya ini berhubungan dengan
pengaturan makanan yaitu merancang makanan. Adapun faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengaturan makanan
ialah :
a.
Umur dan berat badan
anak
b.
Keadaan penyakit anak
c.
Keadaan alat penerima
makanan : mulut, gigi, usus, dsb
d.
Kebiasaan makan, selera,
kesukaan, aneka ragam atau variasi hidangan
e.
Penerimaan dan
toleransi anak terhadap makan yang diberikan
Bila menemui kesulitan untuk
mengenal menu sehat seimbang dapat meminta bantuan atau berkonsultasi dengan
ahi gizi. Dengan bantuan seorang ahli gizi dapat dirancang makanan anak yang
memenuhi persyaratan :
a. Jumlah
kebutuhan setiap nutrien disesuaikan dengan daftar kebutuhan nutrien dan
besarnya makanan.
b. Jenis
bahan makanan yang akan dipilih untuk menterjemahkan nutrien yag diperlukan
dengna menggunakan daftar komposisi bahan makanan berbagai macam bahan makanan.
c. Bentuk
makanan yang akan diberikan yaitu dalam bentuk biasa, lunak, saring atau cair.
d. Jadwal
waktu makan dalam sehari
e. Cara
pemberian makanan dengan cara biasa atau memakai alat
2. Upaya
psikologik
Adalah upaya yang dilakuka orang
tua dalam mengelola dan mengatur makan anak. Dapat dilakukan dengan cara antara
lain :
a. Hubungan
emosional antara anak dan ibu hendaknya baik. Ibu perlu sabar, tenang,dan
tekun.
b. Adakan
suasana makan yang menyenangkan anak,bersih dan berikan pujian apabila anak
melakukan cara makan dengna baik serta cukup makan.
c. Gunakan
alat makan yang menarik, disukai anak dan sesuai dengan kondisi anak sehingga
memudahkan anak untuk makan.
d. Orang
tua hendaknya memperhatikan porsi yang pantas untuk anak dengan cara, memberi
porsi makan yang sekiranya anak tersebut dapat menghabiskannya, serta memberi
pujian pada anak karena dapat menghabiskan makanannya.
e. Memberikan
makanan-makanan baru ketika anak sedang lapar untuk meningkatkan variasi selera
makannya.
f. Jangan
terlalu memaksakan satu jenis makanan yang anak tidak suka.
E. KEBUTUHAN
ENERGI UNTUK ANAK PRA-SEKOLAH
1. KALORI
Kalori
merupakan satuan panas dalm proses metabolisme dan dipakai untuk menyatakan
besarnya energi yang terkandung dalam bahan makanan. Sewaktu laju
pertumbuhan menurun pada masa pra-sekolah kebutuhan
kalori per kg tidak setinggi pada waktu masa bayi dan nafsu makannya jua
menurun. Kebutan kalori anak pra-sekolah adalah
80 kkal/kg BB/hari.
2.
PROTEIN
Keperluan
protein untuk anak pra-sekolah adalah 1,5 g/kg BB/hari.
Sumber makanan
dari : telur, ayam, bebek, daging, jeroan, ikan, ikan laut, ikan air tawar,
udang, susu, keju, sereal, kacang-kacangan, kacang tanah, kacang kedelai, tahu,
tempe, jagung, beras, gandum.
3.
KARBOHIDRAT
Kebutuhan
makanan yang berimbang 50% berasal dari karbohidrat.
Sumber makanannya
:susu, tepung, ubi, singkong, sagu, sereal, beras, jagung, gandum, buah, jajanan, sirup, kue, sayur.
4. LEMAK
Kebutuhan
makanan yang berimbang 35% berasal dari lemak.
Sumber makanannya
: susu, keju, kuning
telur, mentega, margarin, minyak nabati, kacang tanah, daging, jeroan, otak, ikan.
5. CAIRAN
Keperluan
anak balita berkisar antara 100-125 ml/kg BB/hari atau sebanyak 1150-1800
ml/hari.
6. VITAMIN
A ATAU RETINOL
Kebutuhan
vitamin A anak balita adalah 800ng RE/hari.
Sumber
makanan : hati, minyak ikan, susu, produk kemasan susu, ikan air tawar, kuning
telur, mentega, sayur dan buah berwarna hijau, kuning dan merah.
7. TIAMIN
Kebutuhan
tiamin anak balita adalah 0,5-0,6 mg/hari.
Sumber makanan
: hati, daging, susu, kuning telur, sereal, beras, setengah giling, gandum, kacang-kacangan dan sayuran.
8. RIBOFLAVIN
Kebutuhan
riboflavin anak balita adalah 0,8 mg/hari.
Sumber
makanan : susu, keji, hati, jeroan, daging, telur, ikan, sayur berdaun hijau.
9. NIASIN
Kebutuhan
niasin anak balita adalah 13 mg/hari.
Sumbemakanan : daging, ikan, ayam, hati, sereal, sayuran berwarna hijau dan
kacang tanah.
F. Cara
Menyusun Menu Seimbang untuk Anak Prasekolah
Anak usia pra-sekolah
masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, untuk itu berikan nutrisi yang
sehat dan seimbang serta harus ditunjang dengan rangsangan lebih baik. Apabila
kegemukan, jangan berikan diet yang ketat, namun jika asupan gizi kurang,
buatlah suasana makan menjadi menyenangkan.
Tabel I. Makanan panduan untuk anak
pra sekolah
Kelompok makanan
|
Disarankan porsi harian
|
Disarankan melayani ukuran
|
Sayur-sayuran berdaun hijau gelap, kuning, kacang
kering dan kacang polong, dan sayuran-sayuran lainnya
|
3-5 porsi
Sertakan semua jenis secara teratur. Sering sajikan
sayuran hijau tua. Sajikan kacang kering dan kacang polong yang dimasak dalam
beberapa kali seminggu
|
¼ cangkir sayuran yang dimasak
¼ cangkir sayuran mentah cincang
½ cangkir sayuran mentah berdaun seperti seperti daun
selada atau bayem
|
Buah-buahan
Sertakan buah-buahan atau jus pada mereka secara
teratur
|
2-4 porsi
|
½ buah utuh seperti pisang, apel, jeruk atau irisan
melon
½ cangkir jus
¼ cangkir dimasak atau buah kalengan
¼ cangkir kismis
|
Sereal, nasi dan pasta
|
6-11 porsi
Termasuk beberapa porsi produk gandum harian
|
½ potong roti
½ roll, biskuit atau muffin
4 kerupuk, biskuit asin
¼ cangkir dimasak sereal, nasi atau pasta
1/3 cangkir siap untuk makan sereal kering
¼ dari camgkir untuk dimasal sereal panas
|
Susu, yogurt dan keju
|
4 porsi
|
½ cangkir susu atau yogurt
¾ ons keju alami
½ ons keju diproses
|
Daging unggas, ikan, kacang kering dan kacang polong,
telur dan kacang-kacangan
|
3-5 porsi
|
1 ons daging dimasak
Unggas atau ikan
½ telur
½ cangkir kacang masak
2 sendok makan selai kacang
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari uraian yang telah dibahas,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa masa prasekolah adalah masa peralihan
antara masa bayi dan masa anak sekolah.
Anak pada usia ini dalam menjalani tumbuh kembangnya membutuhkan zat
gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan
air yang harus dikonsumsi secara seimbang. Kebutuhan pada anak usia ini
memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg berat badan. Anak-anak disetiap
tahapan usia membutuhkan penanganan berbeda seiring dengan pertumbuhannya. Hal
ini disebabkan oleh pada setiap tahapan
pertumbuhan, karakter anak berbeda-beda.
Sehingga, penyesuaian kebutuhan anak disetiap tahapan usia sangat penting untuk
mencapai pertumbuhan optimal.
3.2 Saran
Dari
kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu sebagai
berikut.
1.
Orang tua harus memberikan nutrisi yang cukup dan
seimbang kepada anaknya ketika berusia 1-6 tahun.
2.
Orang tua harus
mampu menyusun menu seimbang untuk anaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Almatsier,
sunita. Susirah sotardjo. Moerijanti soekarti. 2011. Gizi seimbang dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
2. Boediman,
Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sangung Seto.
3. Khomsan,
Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
4. Purwitasari,
Desi. Dwi Maryanti. 2009. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi Yogyakarta : Nuha
Medika.
5. Santoro,
Soegeng, Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
di awal kebutuhan anak 50 kkal/kg bb, di akhir bagian kebutuhan kalori ditulis 89 kkal/kg bb
BalasHapus